.post { -webkit-touch-callout:none; -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -ms-user-select:none; -moz-user-select:none; } .post blockquote,.post pre,.post code { -webkit-touch-callout:text; -webkit-user-select:text; -khtml-user-select:text; -ms-user-select:text; -moz-user-select:text; }

Selasa, 19 Desember 2017

Fenomena dan Profesional Public Relations


Praktisi Public Relations pada saat ini sangat dibutuhkan bagi perusahaan, lembaga, maupun organisasi untuk mengelola citra perusahaan maupun organisasi tersebut. Public Relations yang profesional juga harus mampu berkomunikasi dengan baik, terutama ketika sedang berhubungan dengan publik, mewakili perusahaan yang dikelolanya.

Karena public relations tersebut bertugas untuk mewakili perusahaan, maka agar komunikasi tersebut berjalan sesuai dengan harapan, dan tidak melanggar aturan yang ada, dan tetap kepada perilaku etis, etika PR disini sangat diperlukan untuk menuntut praktisi public relations dalam berkomunikasi, bersikap dan mengambil sebuah keputusan sesuai dengan keputusan yang etis. Salah satu contoh fenomena yang berkaitan dengan etika PR tersebut, yang seringkali terjadi di kalangan praktisi Public Relations, yaitu dengan memanipulasi data-data kepada public atau tidak memberikan fakta yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Hal ini mungkin memang menjadi tugasnya seorang PR, namun dengan menjunjung tinggi nilai etika yang baik, seharusnya berdasarkan kode etik PR hal ini tidak boleh dilakukan dan menjadi sebuah pelanggaran. Maka dari itu, pemahaman serta penerapan kode etik disetiap perusahaan khususnya dalam bidang PR itu sendiri sangatlah diperlukan.

Secara umum, etika yang dimaksud berkenaan dengan nilai yang memberikan pedoman kepada seseorang, organisasi, atau masyarakat untuk membedakan antara yang benar dan yang salah, adil dan tidak adil, kejujuran dan kebohongan. (Nova, 2011:24). Etika PR juga dapat dijadikan sebagai patokan atau rambu-rambu yang paling mendasar, serta harus ditaati dan dipatuhi oleh setiap praktisi PR. Berkaitan dengan etika Public Relations, terdapat sebuah kode 2 etik atau dikenal dengan kode perilaku (Code of Conduct) yang mengacu kepada IPRA (International Public Relations Association ), yang menerbitkan 4 kode perilaku pokok yang menjadi sebuah “standard ” bagi Public Relations, yaitu integritas pribadi dan profesional, perilaku terhadap klien dan pimpinan, perilaku terhadap publik dan media massa, serta perilaku terhadap rekan seprofesi (Ruslan, 2008:77-78). IPRA code of conduct tersebut merupakan kode etik praktik atau kode perilaku yang disusun oleh organisasi kehumasan internasional dan memiliki sedikitnya 77 negara anggota yang sekaligus terdiri dari negara-negara yang menjadi anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), termasuk negara Indonesia sebagai anggota PBB dan kode etik Humasnya yang juga mengacu kepada Kode Etik IPRA. (Ruslan, 2008:79)

Berhubungan dengan public relations, terdapat salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang PR Consultant yaitu Weber Shandwick Indonesia yang berdiri pada tahun 2003 di Indonesia. Weber Shandwick Indonesia merupakan perusahaan PR dan komunikasi terkemuka yang telah memenangkan banyak penghargaan dengan riwayat keberadaan di kawasan Asia Pasifik selama lebih dari 50 tahun.

Weber Shandwick Indonesia juga merupakan bagian dari Interpublic Group (IPG), salah satu perusahaan advertising dan jasa pemasaran utama di dunia. Melalui semangat kolaboratif di Asia Tenggara, Asia Pasifik dan lembaga global dalam IPG, Weber Shandwick dapat memberikan berbagai macam jasa komunikasi yang efektif dan inovatif kepada klien-klien baik yang berada di Indonesia, maupun di dunia. Dengan keberadaan Weber Shandwick tersebut, tentunya bertujuan untuk mengembangkan bidang Public Relations. Kantor Weber Shandwick yang bertempat di Jakarta, memiliki tim yang berisikan para konsultan dengan berbagai macam keahlian, meliputi jasa-jasa komunikasi baik dibidang teknologi, keuangan dan profesional, pemasaran, komunikasi kesehatan, tanggung jawab perusahaan, komunikasi digital, krisis, transportasi dan lifestyle, dan lain sebagainya. Dalam berhubungan dengan berbagai macam klien,  3 tentunya PR Consultant Weber Shandwick itu sendiri memiliki strategi-strategi yang diterapkan dan dilakukan agar dapat menciptakan citra dan reputasi klien nya yang baik di hadapan masyarakat luas.

Dalam kurun waktu terakhir ini terdapat serangkaian fenomena yang turut mempengaruhi aktivitas PR, dimana dapat dikeathui bahwa kegiatan PR selalu melibatkan stakeholder (pemangku kepentingan).
Pertama, arus globalisasi. Fenomena globalisasi terjadi sebagai perkembangan peradaban manusia, yang dipicu oleh kemajuan tekriologi komunikasi. Waktu dan jarak bukan lagi masalah yang signifikan.
Di sisi lain, penguasaan informasi pun menjadi sebuah kata kunci yang turut mendorong persaingan. Siapa yang menguasai informasi, ‘dia’ akan menang dalam persaingan. Mau tidak mau, praktìsi PR harus memahami globalisasi sebagai fenomena yang sangat mempengaruhi aktivitasnya.
Kedua, perubahan sistem politik. Sistem politik Indonesia yang makin demokratĂ­s, membawa pengaruh besar bagi aktivitas PR
Ketiga, perubahan sistem media massa. Media massa, termasuk organisasi kewartawanan mengalami perubahan signifikan sejak dikeluarkannya UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers. UU Pers memungkinkan media massa tumbuh bebas, bahkan sangat pesat dan tanpa intervensi pemerintah. Profesi jurnalis pun mendapatkan Kebebasan sepenuhnya. Selain PWI, organisasi kewartawanan  makin banyak bermunculan seperti AJI, IJTI, PFI, dan sebagainya. Fenomena tersebut mendorong PR harus mampu membuat pemetaan dan menjalin relasi baik dengan berbagal jurnalis pada setiap media.
Keempat, fenomena perkembangan media sosial. Efek dan perkembangan media sosial tersebut membuat arus informasi makin mudah dan cepat bergulir. Fenomena tu memaksa praktisi PR untuk mampu memantau arus opini publik, yang mungkin tidak mencuat pada media konvensional, Banyak informasi penting dan bahkan mungkin lebih faktual untuk kehidupan suatu organisasi, justru muncul dan berkembang melalui media sosial.
Kelima, fenomena kebebasan informasi. Dengan diberlakukannya UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) maka begitu banyak bal yang harus diubah dalam pengelolaan badan publik atau organisasi. Para PR di berbagai badan publik tidak boleh menutup informasi kepada masyarakat. Betapa tidak, menurut UU itu, semua informasi Publik-- selain yang dikecualikan berdasarkan UU KIP—harus dibuka. Hal ini tentu menuntut praktisi PR untuk mampu menyampaikan informasi tersebut kepada publik.

Sumber Referensi


Profil, Macam-Macam, dan Pola Komunikasi Public Relations

Profil PR
1.        Humas yang Melembaga/In-House PR

Organisasi humas dalam perusahaan diistilahkan sebagai humas yang melembaga/state of being. Sebagai bidang yang melembaga, berarti memiliki seseorang yang memimpin, memiliki staf, dan memiliki ruang/tempat dan sarana/prasarana pendukungnya.

Jabatan-jabatan yang ada dalam bagian humas memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas. Pengorganisasian di sini adalah tentang struktur, wewenang, tugas, dan tanggung jawab. Humas yang melembaga lebih dikenal dengan istilah bagian/departemen/divisi humas/PR communication.

2.        Humas Agency/Ekstern PR

Ekstern PR adalah sebuah lembaga/perusahaan independen yang berbadan hukum dan bergerak dalam layanan dibidang humas. PR ekstern meliputi:
a.       PR Full Service
Sebuah perusahaan tersendiri yang bergerak dalam bisnis pelayanan kehumasan, meliputi kegiatan konseling dan sekaligus pelayanan konsultasi dan pelayanan yang mereka berikan kepada klien (perseorangan/perusahaan PR tersebut).
b.      PR Consultant
Yaitu perusahaan PR yang bergerak dalam Layanan konsultasi kehumasan. Pelayanan kosultan yang diberikan tergantung dari kompetensi yang dimiliki para konsultannya.

3.        Event Organizer

                Event Organizer, adalah perusahaan yang melayani jasa sebagai pelaksana sebuah event/kegiatan yang berhubungan dengan publik. Perusahaan ini cenderung spesialis, misalnya:
-          Launching product
-          Pameran/ exhibition
-          Pertemuan-pertemuan (seminar, lokakarya, konvensi, konferensi)
-          Jumpa pers/press conference, press tour, dan sebagainya
-          Show dan kontes-kontes

Pola Komunikasi PR

Pola komunikasi public relations dalam suatu organisasi pada prinsipnya yaitu setiap bagian harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuannya. Setiap bentuk oerganisasi, pendekatan dalam melakukan kegiatan komunikasi yang dipakai antara satu organisasi dengan organisasi lain tidaklah sama,masing-masing mempunyai karakter yang satu dengan lainnya mamiliki variasi berbeda-beda.
Setiap karakter organisasi, misalnya dalam bentuk perusahaan sangatlah bergantung pada skala besar kecilnya perusahaan tersebut.jika perusahaan hanya memiliki beberapa karyawan maka penyampaian informasi dapat dilakukan secara langsungkepada karyawan tersebut. Lain halnya dengan perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan maka penyampaian informasi kepada mereka merupakan suatu pekerjaan yang mungkin sangat kompleks dan memerlukan kemampuan sumber daya manusia untuk dapat membuat konsep dalam menentukan jaringan komunikasi yang efektif dan efesien di lingkungan perusahaan. Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila public relations sebagai komunikator melakukan pemeriksaan atau menganalisis kondisi komponen dalam proses komunikasi (kriyantono,2012:30).
Pola komunikasi terdiri atas beberapa macam, yaitu:

a)      Pola Komunikasi Primer
Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambang verbal dan nirverbal. Lambang verbal yaitu bahasa, yang paling sering digunakan karena bahasa mampu mengungkapkan pikiran komunikator. Sedangkan lambang nirverbal yaitu lambang yang di gunakan dalam berkomunikasi yang bukan bahasa, namun merupakan isyarat dengan menggunakan anggota tubuh antara lain; kepala, mata, bibir, tangan dan sebagainya.

b)      Pola Komunikasi Sekunder
Pola komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang pada media pertama. Komunikator yang menggunakan media kedua ini karena yang menjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya, atau banyak jumlahnya. Dalam proses komunikasi secara sekunder ini semakin lama akan semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi informasi yang semakin canggih.

c)      Pola Komunikasi Linear
Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan dari satu titik ketitik yang lain secara lurus, yang berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi, dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka (face to face), tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses komunikasi ini, pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.

d)     Pola Komunikasi Sirkular
Sirkular secara harfiah berati bulat, bundar, atau keliling. Dalam proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan kekomunikator, sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola komunikasi seperti ini, proses komunikasi berjalan terus yaitu adanya umpan balik antara komunikator dan komunikan.

Macam-Macam PR

Humas adalah sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana baik ke dalam maupun ke luar antara organisasi dengan publiknya untuk mencapai tujuan khusus, yakni pengertian bersama. (frank jeffkins,1986).
Humas adalah sebuah sistem komunikasi untuk menciptakan niat baik. Public relations is a system of communication to create goodwill.(frank jeffkins,1986).
Adapun macam – macam humas diantaranya :
1.      Humas Pemerintah
2.      Humas Industri dan Bisnis
3.      Humas Sosial
4.      Humas Internasional

A.    Humas Pemerintah
Pengertian Peranan Humas di lingkungan pemerintahan sangat penting dalam membangun citra positif bangsa dan negara. Apalagi dewasa ini pemerintah tengah menghadapi berbagai persoalan kemasyarakatan yang mendasar, yakni peningkatan investasi guna mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Upaya revitalisasi peranan kehumasan sangat penting dan menjadi tuntutan yang mendesak saat ini, wajib dilaksanakan di semua instansi pemerintah, sebagai momentum strategis untuk melakukan perubahan tatanan peranan kehumasan yang dapat bersinergi secara efektif. Humas pemerintah selalu dituntut kemampuannya dalam menghadapi tantangan dan perubahan lingkungan yang sangat cepat. Di era keterbukaan sekarang ini humas mempunyai peran ynag penting dan strategis.

Humas adalah kegiatan komunikasi dalam organisasi yang berlangsung dua arah dan timbal balik. Posisi Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran Humas adalah publik internal dan eksternal, di mana secara operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi di antara keduanya. Secara definitif, humas adalah suatu fungsi manajemen yang bertujuan menjembatani antara organisasi dan stakeholder baik di luar maupun di dalam. Apa pun yang terjadi di organisasi, humas harus tahu. Humas harus mengetahui segala kebijakan dari organisasi. Jadi humas sebagai juru bicara pemerintah harus mengetahui segala kebijakan publik yang diambil itu dapat diimplementasikan dengan baik, sangat membutuhkan dukungan publik. Tapi bagaimana publik mau mendukung, kalau tidak mengetahui maksud kebijakan tersebut. Di samping itu, sering ditemui masalah yaitu kebijakan publik yang diambil pejabat ditanggapi salah oleh masyarakat. Ini terjadi, karena kurangnya informasi yang diterima masyarakat terkait dengan maksud dan tujuan dari kebijakan tersebut. Untuk itu sangat diperlukan penyampai pesan yang baik, dan humas harus mampu memfasilitasinya.

Humas juga berperan menjembatani antara kepentingan pemerintah dan masyarakat daerah di satu pihak dengan pihak-pihak lain dalam meningkatkan kinerja pembangunan di masyarakat serta kegiatan pemerintahan. Jadi salah satu peran humas adalah membina hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan membina martabat instansi dalam pandangan masyarakat, guna memperoleh pengertian, kepercayaan dan dukungan dari masyarakat. Selain itu, seiring pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada pemberdayaan dan peran serta masyarakat, menjadikan peran aparatur humas dan lembaga kehumasan pemerintah sebagai jembatan antara kepentingan pemerintah daerah dengan masyarakat. Fungsi humas sangat penting dalam organisasi dan lembaga pemerintahan.

Humas dituntut berperan dan berfungsi secara strategis dan profesional sehingga seorang humas haruslah memiliki kualifikasi yang memadai. Peran aparatur humas itu ada tiga yakni pertama memberi informasi pada publik mengenai langkah-langkah yang diambil pemerintah. Kedua, mengusahakan tumbuhnya hubungan yang harmonis antara pemerintah dengan masyrakat dan ketiga, memberi pengertian pada masyarakat, tentang apa yang dikerjakan oleh pemerintah di mana pemerintah dan publik sama-sama satu persepsi. Dengan pelaksanaan peran humas tersebut, maka kegiatan-kegiatan humas pada dasarnya diarahkan untuk pertama, memberikan informasi kepada masyarakat tentang tugas pokok, fungsi, aktivitas dan kebijaksanaankebijaksanaan pemerintah daerah atau kebijaksanaan di masing-masing satuan kerja (satker) atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Kedua, menangkap aspirasi masyarakat dan menyampaikan kepada pemerintah atau satker di jajaran masyarakat.

Keempat, mewujudkan integrasi, keserasian dan keselarasan antara kepentingan pemerintah/instansi dan kepentingan masyarakat. Kelima, mendorong dan menegakkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan dan keenam, meningkatkan dan membina secara baik citra dan martabat pemerintah dan instansi dalam hal ini satker/SKPD di jajaran Pemerintah Daerah. Dengan gambaran tupoksi tersebut, revitalisasi peran humas pemerintah daerah mutlak diperlukan, mengingat ke depan peran humas sangat strategis dalam kegiatan pemerintah kepada masyarakat . Peran dan fungsi kehumasan perlu direvitalisasi agar dalam memberikan berita bisa cermat dan akurat. Fungsi humas bukan sekadar memberi informasi akan tetapi image yang dikeluarkan memang benar-benar untuk masyarakat luas.

Humas pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di institusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka. Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat komplek pula. Hal ini memang tidak lepas dari “karakteristik” yang meletak dalam setiap program/kegiatan pemerintah, antara lain sebagai berikut: 1. Program pemerintah ditunjuk untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan (intelejensi) yang beragam. 2. Sering kali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan dalam jangka yang panjang sekalipun, karena sifatnya yang integral dan berkesinambungan. 3. Program pemerintah selalu mendapat controlling/pengawasan dari berbagai kalangan terutama pers, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya. Kebanyakan humas pemerintah diarahkan untuk hubungan dengan media, masalah umum, dokumentasi dan publikasi. Sementara itu, kegiatan-kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas antara lain adalah konferensi pers, membuat pers release, press clipping, pameran-pameran, penerbitan media interen, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi berbagai kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan-kunjungan para pejabat, menerima keluhan masyarakat/publik.

B.     Humas Industri Dan Bisnis
Pengertian Humas industri dan bisnis telah diterima oleh perusahaan-perusahaan besar. Humas di sana merupakan fungsi manajemen yang turut menentukan suksesnya operasi suatu perusahaan. Humas industri tidak dapat dilepaskan dari prinsip ekonomi. Sebab industri dan bisnis memiliki orientasi pada keuntungan (profit oriented). Dengan demikian, humas industri hendaknya memiliki suatu daftar prioritas, sehingga sumber daya yang tersedia dapat disediakan seefisien mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Bila dirinci lebih jauh lagi, beberapa hal yang berpengaruh terhadap kehidupan dan operasional industri dan perdagangan adalah sebagai berikut :

a. Persamaan hak dan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan bagi masyarakat, memunculkan undang-undang dan peraturan pemerintah yang menjadi pedoman untuk mencari dan memberi kesempatan kepada golongan-golongan tertentu.

b. Kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja. Peraturan-peraturan dan hukum yang tidak merugikan pekerja dan liputan pers tentang pelanggaranpelanggaran, sangat mempengaruhi program-program perusahaan untuk para karyawannya.

c. Perlindungan terhadap investor. Perlindungan terhadap investor melalui peraturan wajib lapor, merupakan sisi positif yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menahan investor, mempengaruhi calon investor potensial.

d. Kontrol kualitas dan keamanan atas produk-produk dan pelayanan dengan keuntungan yang memadai.

 e. Integritas manajemen. Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap perilaku bisnis perusahaan-perusahaan industri, terutama interaksi mereka dengan pemerintah dan struktur politik, serta komunitas menjadikan perusahaan berhatihati memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan KKN.

C. Humas Sosial
Banyak aktivitas humas yang menyangkut kesejahteraan umum terpisah dari implikasi-implikasi komersial yang biasa. Berikut ini beberapa praktik humas dalam organisasi-orgganisasi sosial, latar belakang, dan penerapan-penerapannya.

1. Humas Penegak Hukum Termasuk dalam hal ini humas yang berada dalam kepolisian. Penegak hukum perlu mendengarkan dan tanggap terhadap kepentingan umum supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan baik.

2. Humas Organisasi Keagamaan Organisasi-organisasi keagamaan sekarang mulai menyadari pentingnya media masa untuk mencapai para jamaah dari mempropagandakan doktrin doktrin mereka.

3. Humas Profesi Profesi kedokteran, profesi pengacara, profesi wartawan, profesi artis dan sebagainya, juga tidak kalah dalam menggunakan pendekatan humas untuk berkomunikasi dengan masyarakat.

4. Humas Organisasi Sukarela Ada banyak organisasi sukarela, puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan, dan kebanyakan mereka membutuhkan dana terus menerus. Sehingga dapat dikatakan pencarian dana merupakan tujuan pokok dari organisasi ini, dana ini nantinya untuk membiayai kerja sosial, kesejahteraan masyarakat, dan hal-hal lainnya. Menerbitkan majalah internal, surat edaran, selebaran-selebaran, publikasi, kop surat, dan sebagainya. Citra organisasi sosial sangat penting bagi kesuksesan baik dalam menarik dana bantuan ataupun menjamin kerjasama dari para pekerja sukarela. Disitulah perlunya organisasi sukarela memerlukan nasehat ahli humas dan menggunakan pendekatan kehumasan.

D. Humas Internasional
Pendekatan dasar masyarakat internasional lahirnya humas internasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di dalam segala bidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata, bidang komunikasi, transportasi, tukar menukar dibidang pendidikan seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, timbulnya masalah internasional, dalam bidang ekonomi, politik dan sebagainya. Petugas humas akan di rekrut dari berbagai negara untuk menghindari bias. Media yang biasa digunakan adalah pers, film, konferensi,study group, dan sebagainya. Jelas bahwa aktivitas humas tidak dapat dibatasi oleh batasan-batasan Negara.

Pendekatan masyarakat Internasional berasal dari filsafat, sejarah, dan hukum. Dan dicirikan khususnya oleh ketergantungan secara nyata pada ‘pelaksanaan keputusan’. Dengan pelaksanaan keputusan bahwa kebijakan luar negeri kadang-kadang memunculkan pilihan moral yang sulit bagi negarawan yang terlibat yaitu pilihan tentang tujuan dan nilai politik yang bertentang. Pilihan kebijakan luar negeri yang sulit dalam hal ini akan berupa keputusan untuk berperan atau keputusan untuk ikut terlibat dalam intervensi kemanusiaan. Tradisi masyarakat Internasional merupakan salah satu pendekatan klasik hubungan internasional. Tetapi pendekatan ini berupaya menghindari pilihan sulit antara:
1. Egoisme dan konflik Negara
2. Keinginan baik manusia dan kerjasama yang dimunculkan oleh perdebatan antara realisme dan liberalisme. Perdebatan antara realisme dan liberalisme tersebut menganggap hubngan Internasional sebagai suatu “masyarakat”. Negara dimana actor utamanya adalah negarawan yang ahli dalam praktek ketatanegaraan. Tradisi ini memandang ketatanegaraan sebagai aktivitas manusia yang sangat penting yang mencakup kebijakan luar negeri, kebijakan militer, kebijakan perdagangan, pengakuan politik, komunikasi diplomatik, pengumpulan data intelejen dan mata-mata, membentuk dan bergabung dengan aliansi militer, mengancam atau terlibat dalam penggunaan kekuatan bersenjata, bernegosiasi dan menandatangani perjanjian perdamaian, memasuki perjanjian perdagangan, bergabung dan berpartisipasi dalam organisasi Internasional, dan terlibat dalam kontak, interaksi, transaksi dan pertukaran Internasional yang tak terhitung. Hal ini berarti bahwa keterkaitan kebijakan luar negeri suatu negara dan negarawan harus menjadi fokus sentral analisis: kepentingan, pertimbangan, maksud, ambisi, kalkulasi, dan miskalkulasi, keinginan, keyakinan, harapan, ketakutan, keraguan, ketidakpastian, dan seterusnya

Sumber Referensi
1.      Journal “Acta Diurna” Vol.I.No.I.Th.2013

2.      Ruslan, Rusady. 2010. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Cetakan ke-5). PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Senin, 11 Desember 2017

Media Public Relations

Media PR

Pada dasarnya Public Relations merupakan sebuah proses komunikasi antara perusahaan dengan publik untuk menjalin hubungan baik sehingga tercapai tujuan untuk membangun, menjaga, dan meningkatkan citra positif. Sekarang ini kita hidup ditengah masyarakat komunikasi massa yang selalu membutuhkan informasi dari media massa. Oleh karena itu, kegiatan komunikasi dalam konteks Public Relation banyak memanfaatkan media massa untuk berkomunikasi dengan publik/khalayak.

Media massa sangatlah penting bagi kegiatan dan program PR. Media dan PR pada dasarnya saling membutuhkan dan berhubungan. Ketika perusahaan sedang mengadakan suatu event atau promosi pasti akan membutuhkan media untuk meliput agar pesan dapat sampai kepada publik. Tetapi sebaliknya, jika perusahaan terjadi suatu masalah maka akan dicari media untuk mencari tahu permasalahnnya.

Oleh karenanya, PR haruslah berhungungan baik dengan media agar terjadi simbiosis mutualisme diantara keduanya. Media relations dapat juga digunakan sebagai ajang promosi bagi perusahaan. Selain itu juga bisa berguna untuk meliput kegiatan-kegiatan penting perusahaan, seperti pada saat peluncuran fasilitas ataupun produk baru, pelaksanaan event atau program CSR, dan lain-lain. Dengan mengundang media pada saat kegiatan-kegiatan tersebut maka akan menjaga hubungan dengan media, dan tujuan promosi perusahaan sekaligus bisa dilaksanakan, sehingga citra positif tetap terjaga.

Media Humas (PR Media) adalah segala bentuk media (sarana/saluran/channel) yang digunakan praktisi humas dalam pekerjaannya dengan tujuan publikasi yang luas agar produk atau jasa yang humas pasarkan lebih dikenal oleh masyarakat. Media humas bersifat lebih kepada publikasi dan komunikasi. Media komunikasi yang penting digunakan humas adalah dalam kemitraannya dengan media pers (cetak atau elektronik) dikenal dengan media relations (hubungan media) atau press relations (hubungan pers).  

Tujuan Media Public Relations Promosi dan tingkatkan pemasaran Komunikasi berkesinambungan Tingkatkan kepercayaan publik Tingkatkan citra perusahaan / organisasi Jenis media Public Relations Media Cetak (jurnal inhouse, surat kabar, majalah, dll) Online Media (website, blog, media sosial, email, dll) Outdoor Media/Media Luar Ruang (spanduk, papan reklame, poster, dll) 
Pemilihan Media
1.      Radio  
Kelebihan : Penyampaian gagasan sederhana dan langsung, teks luwes (mudah dikoreksi), punya publik khusus;  Kekurangan : Dialog dan materi kurang variasi, fakta tak bisa dibeberkan lengkap, melelahkan (suara dan waktu terbatas), hanya bisa didengarkan sekali.  
2.      Siaran televisi
Kelebihan : Jangkau masyarakat luas, audio visual;  
Kekurangan : Biaya mahal, komunikasi satu arah, siaran cepat, daya beli mahal   
3.      Surat kabar
Kelebihan : Menjangkau semua lapisan masyarakat, murah;  
Kekurangan : Penyampaian berita tergantung penulis (isi sudah benar? mudah dimengerti dan dicerna awam? dll)  
4.      Media Online
Kelebihan : Trending, terutama media sosial & blog, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, menjangkau seluruh dunia (internasional), dapat diakses kapan dan di mana saja, terdokumentasi.  
Kekurangan : Butuh akses internet, SDM bidang media online masih terbatas, butuh keterampilan khusus mengelola & menulis di media online (internet).  

Hubungan antara media dengan Public Relations merupakan langkah awal dari kinerja PR sebagai narasumber informasi dan dengan adanya media maka akan mempublikasikan kepada khalayak luas tentang apa yang menjadi progam dari Public Relations. Oleh karena itu untuk menjalin hubungan yang dapat menjangkau kalangan publik yang luas maka praktisi Public Relations menggunakan media relations.

Media relations dapat dikatakan sebagai alat untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas perusahaan atau organisasi melalui publikasi dan diharapkan pesan atau dapat diterima dengan baik oleh khalayak luas. Media relations pada dasarnya berkenaan dengan pemberian informasi atau memberi tanggapan pada media pemberitaan atas nama organisasi atau klien (Iriantara.2008:29).

Pentingnya menjalin hubungan dengan media dikarenakan media sebagai sarana komunikasi dengan publik yang dapat menjangkau khalayak yang luas dan tersebar agar isi pesandapat disampaikan dengan baik kepada publik. Dengan demikian, manfaat dari media relations sebagai berikut:
1. Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media massa.
2. Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip menghormati dan menghargai, kejujuran serta kepercayaan.
3. Penyampaian/perolehan informasi akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan bagi public(Wardhani, 2008:14).

BENTUK HUBUNGAN MEDIA & PERS, MENURUT FRANK JEFKINS (1992)
1.      Kontak Pribadi (personal contact)
Pelaksanaan hubungan media tergantung pada apa & bagaimana kontak pribadi dengan kedua belah pihak dalam menjalin hubungan informal.
2.      Pelayanan Informasi/Berita (News Service)
Pemberian informasi, publikasi & berita baik tertulis maupun cetak (press release, news letter,photo press), maupun terekam (video release, cassets recorder, slide film)
3.      Antisipasi Kemungkinan Darurat (Contingency Plan)
Antisipasi permintaan mendadak dari pihak pers untuk wawancara, konfirmasi dan sebagainya.

Semakin sering sebuah organisasi diberitakan dan dipublikasikan oleh media, maka organisasi tersebut akan semakin dikenal oleh publik (Darmastuti, 2012:26). Sebaliknya, jika organisasi tidak pernah dipublikasikan oleh media, maka publik pun tidak akan pernah mengenal organisasi.
Sedangkan menurut Ruslan (1998:154), media relations adalah suatu kegiatan khusus yang dilakukan oleh PR, untuk melakukan kegiatan komunikasi penyampaian pesan atau informasi tertentu mengenai aktivitas organisasi maupun individual, yang perlu dipublikasikan melalui kerja sama dengan media. Media relations merupakan salah satu bagian dari aktivitas PR, dan juga dapat disebutkan bahwa tujuan PR adalah tujuan media relations.
HUBUNGAN ANTARA PR, MEDIA MASA DAN AUDIEN

“In this triangular relationship among public relations, mass media, and the audience, the mass media have power in two critical dimensions: (1) the power to potentially influence the public as studied in mass media effects research and (2) the power to perform a gate keeping function through processes of selecting and framing issues that will be exposed to an audience.” (FORTUNATO, 2000)

TUJUAN DAN KEUNTUNGAN MEDIA RELATIONS
Tujuan : PR dan media bekerja sama dan secara periodikal merilis informasi untuk memberikan informasi yang akurat dan berimbang.
Keuntungan :
1. Mendapatkan perhatian yang lebih baik dari para stakeholder.
2. PR lebih efektif dalam menumbuhkan kepercayaan dan kredibilitas.
3. Memonitor dan meninjau isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan.
4. Mempromosikan perusahaan (aspek ekonomi dari media PR)
5. Membangun komunitas yang berkaitan dengan perusahaan.
6. Membangun reputasi.

MEDIA-MEDIA PUBLIC RELATIONS
1. Press
a. Press Conference, dimaksudkan untuk menjelaskan atau mengklarifikasi sebuah isu dengan pejabat Humas atau pihak yang ditunjuk oleh lembaga sebagai narasumber.
b. Press Tour, dimaksudkan untuk meliput secara langsung kegiatan tertentu dengan mengajak pers.
c. Press Gethering/ Press Reception, dimaksudkan untuk bersilaturahmi dengan pers dengan suasana yang biasanya lebih santai.
d. Press Briefing, dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang lembaga yang biasanya dilakukan secara rutin.
e. Press Statement, dimaksudkan untuk memberikan pernyataan tentang sesuatu di media.
f. Press Interview, dimaksudkan untuk memberikan penjelasan melalui sesi wawancara, biasanya dijadwalkan sebelumnya.
2. House Joural
a. Inhouse Journal, dimaksudkan sebagai media komunikasi internal diantara publik internal suatu lembaga.
b. External Journal, dimaksudkan sebagai media komunikasi dengan publik eksternal.
Frank Jefkins membaginya menjadi lima : The sales bulletin, newsletter, magazine, tabloid, wall newspaper.
3. Printed material : brosur, leaflet, booklet, dll.
4. Audio visual : film, kaset, dll
5. Media penyiaran : radio, TV
6. Pameran
7. Direct Mail
8. Spoken words
9. Sponsorship
10. Atribut lembaga : logo, tagline, dsb.
11. Profil perusahaan
12. Newsletter
13. Annual Report

14. Information board

Sumber Referensi
1. Naipospos, Dewi Anggraeni Puspitasari (2014) Kualitas Media Relations Pt Garuda Indonesia (Persero) Tbk Berdasarkan Empat Dimensi Organizationpublic Relationships: Control Mutuality, Trust, Satisfaction, Dan Commitment. Jurnal Ilmu Komunikasi. Pp. 1-15.
2. Nuning Kurniasih, Materi Perkuliahan PR in Library (Humas Perpustakaan) Rev. Januari 2014, Fikom Unpad
3. Wahid Faysal Hakim, Public Relations Dan Media Relations (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Media Relations Sebagai Upaya Meningkatkan Citra Positif Hotel Ibis Solo). Skripsi (S-1), Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi Dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.